Tak terasa sudah sepertiga dari bulan Desember yang terlewati. Tahun 2009 akan segera berakhir dalam hitungan hari. Rencana liburan ke Pulau Temajok bersama beberapa teman juga belum dikoordinasi dengan baik, begitu juga aku masih bimbang dengan rencana ke Sintang untuk berziarah ke makam kekasih hatiku. Rasanya waktu berlalu terlalu cepat, sementara aku masih punya segudang kerjaan yang harus segera aku selesaikan, sampai-sampai rasanya aku hampir tak punya waktu untuk bernapas. Sudah beberapa hari ini aku kerja dari pagi sampai larut malam sekitar jam 12. Rasanya cape bangat, tapi harus tetap semangat karena target yang ingin dicapai sudah pasti, dan impian aku uda jelas.

Saking sibuknya aku akhir-akhir ini sampai bbrp sms dari teman-teman yang sekedar menanyakan kabar tidak kubalas. Terkadang aku membalasnya waktu aku sedang santai saat jam makan siang aja, itu ketika di balas lagi aku tak membalasnya. Kemarin malam kembali aku mendapat satu sms dari seorang teman di sintang, menanyakan apakah beberpa waktu yang lalu setelah dia membalas sms aku, aku ada membalas sms-nya atau tidak. Rasanya uda malas membalas sms dari si cantik yang satu ini. Tapi entah kenapa tiba-tiba aku berpikir uda beberapa kali aku tak membalas sms nya, so aku berhenti sejenak dari kerjaan aku dan membalasnya. Sms pun berlanjut. SMS berlanjut, dia balas kembali, aku balas lagi…rasanya malas utk berbalas sms lagi, ah….rasaya sungguh cape ketik2 sms lewat hp, sudah dua tahun ini aku jarang menggunakan fasilitas sms…teringat dulu waktu masih masa pacaran dulu, dalam sehari aku bisa ketik beberapa puluh sms dengan kekasih hatiku itu. Tak terasa dua tahun berlalu…

Tiba-tiba hp ku berbunyi, ternyata si cantik tak sabaran menunggu sms balasan dari diriku yang mungkin sudah di duganya baru akan di balas dua hari kemudia lagi. Ha ha ha. Yuliana (赖友情) alias Ayu memberitahukan kalau dia akan segera merid tanggal 29 Desember ini. Aku tidak merasa kaget karena sewaktu aku ke Sintang bulan kemarin, aku sudah mendapat kabar dari kakak angkatku. Dia heran kenapa aku kog tak kaget, karena selama ini dia hanya cerita ke satu orang aja, dan orang itu adalah kakak angkat ku itu. Dia pasti tak menyangka kakak ku akan cerita ke diriku. Kami bicara dan ngobrol-ngobrol selama lebih kurang 30 menit (lama juga yach…). Dia minta aku sampai hari H nya untuk bantu dia mengurus pemberkatan pernikahan di vihara di Pontianak. Ah…waktu benar2 berlalu cepat sekali. Rasanya baru kemarin aku datang ke Sintang, masih memandang Ayu sebagai seorang anak kecil, anak ABG yang masih smu yang masih belum tahu apa2 tentang kehidupan. Tiba2 tak lama setelah itu, aku merasa dia mulai dewasa, mulai akrab dengan diriku. Rasanya baru kemarin dia curhat dengan diriku tentang masalah keluarganya, tentang ini dan itu. Baru berapa bulan aku meninggalkan kota Sintang, lalu aku dengar dia mulai pacaran…tiba2 aku mendengar dia uda mau merid. Sungguh semuanya berlalu cepat sekali. Anak ABG yang kemarin masih belum mengerti tentang arti kehidupan skrng telah akan memasuki kehidupan rumah tangga. Ternyata waktu berlalu cepat sekali, anak2 yang dulu ku anggap kecil tumbuh dengan begitu cepatnya. Teringat Selvia, anak sekolah minggu ku di Sintang. Aku ingat waktu pertama kali ketemu, dia masih anak kecil yang bisa ku gendong, ku gandeng ke supermarket utk kubelikan makanan. Terakhir kali ketika aku mau meninggalkan sintang, ternyata dia uda kelas 3 SMP, uda masuk usia remaja. Jangankan utk menggendong dia seperti ketika aku pertama mengenalnya, untuk menggandeng tangannya saja aku sudah tidak berani lagi (takut kena pukul ama pacarnya… ha ha ha).

Selesai kerja sekitar jam 12 malam aku masuk ke kamar, berbaring dan merenung. Selama merantau 6-7 tahun terakhir ini, banyak hal datang dan pergi dalam hidupku. Kenangan bersama teman2 di Jakarta ketika turun ke desa bersama utk mengajak orng ke vihara, kenangan hidup di kost 2 x 3 m bersama Asiong dan Aci, kenangan jalan kaki beberapa km demi menghemat seribu rupiah, kenangan pertama kali menginjakkan kaki di Pontianak, ketika pertama kali ke Sintang dan bertemu dengan kekasih hatiku, kenangan makan bersama-nya, jaga toko bersamanya, semua tiba2 muncul dalam benakku. Kini semuanya telah tiada. Tak ada ke desa utk ajak orng ke vihara lagi, tak ada kos 2 x 3 m lagi, tak ada makan siang bersama kekasihku lagi. Semuanya berlalu begitu cepatnya.

Aku terus merenung, apa sich yang sesungguhnya ingin kucapai dalam hidup ini, apa yang sedang ku kejar, kalau kelak semuanya akan berlalu seperti ini. Untuk apa semua ini? Apakah aku telah mencari satu keabadian sejati dalam diriku, apakah apa yang sedang kukerjakan saat ini akan sama beralalu seperti semua itu? Atau apakah apa yang sedang kukerjakan akan meninggalkan karya abadi, meninggalkan warisan abadi untuk generasi berikutnya?

Aku pikir aku harus berusaha lebih keras lagi utk mengembangkan lembaga pendidikan yang sedang aku rintis ini supaya bisa memberikan kontribusi yang lebih besar kepada banyak orang supaya aku bisa meninggalkan warisan abadi kepada banyak orang, supaya hidup aku yang singkat ini bisa benar2 bermakna dan tidak sia-sia.

Tiba2 aku berpikir, apakah aku benar2 siap utk membuka hati ku untuk orang lain? Dua tahun sudah berlalu. Jujur aku akui, aku masih sangat mencintainya. Aku tak bisa menipu diriku sendiri. Rasa ini tak akan pernah hilang selamanya. Ah… seandainya aku hidup di jaman kuno, dimana tak ada banyak masalah complicated seperti yang dihadapi manusia jaman sekarang, mungkin aku akan menghabiskan sisa hidupku utk bertapa di gunung, menikmati indahnya alam, indahnya bulan, menulis puisi untuk mengenang setiap kenangan indah berdua kami, setiap hari dengan bebas leluasa menikmati hidup dan merenungi kembali masa2 indah kami. Tapi aku harus sadar bahwa aku hidup di zaman modern dimana semua angan itu tak mungkin bisa tercapai. Hidup ini adalah sebuah realita yang harus aku jalani, dan masih banyak yang harus aku perjuangkan dalam hidup ini. Aku harus bangkit dan berjuang utk bisa meninggalkan warisan abadi pada dunia ini.

Jia you…