Kalau dari Shanghai pergi ke London, enaknya bagaimana supaya terasa nyaman ? Ini adalah pertanyaan yang berhadiah dari sebuah perusahaan elektronik di Shanghai. Hadiah pertama adalah sebuah televisi 40 inci. Suasana kegiatan ini luar biasa ramainya, lembaran-lembaran jawaban datang beterbangan laksana sehamparan salju. Peserta datang dari berbagai pelosok negeri, diantaranya cukup banyak peserta dari kalangan akademis, mahasiswa, karyawan, ibu-ibu rumah tangga dan bahkan anak-anak, jawabannya beraneka ragam.

Hasil pilihan terakhir di luar dugaan jatuh pada seorang pelajar SD. Jawabannya sangat sederhana: paling enak pergi bersama sahabat karib. Benar, juri memberi penilaian yang sama: kebahagiaan yang dinikmati bersama, jauh melebihi daripada menikmatinya sendiri.

Dulu, di Swedia ada seorang yang bernama Nobel. Ketika duduk di sekolah SD, rangkingnya selalu berada diurutan kedua, ranking pertama selalu diraih oleh siswa bernama Bogee. Suatu ketika, Bogee menderita sakit parah, tidak bisa sekolah dan cuti panjang. Ada yang secara diam-diam merasa gembira terhadap Nobel dengan mengatakan, "Bogee kini sakit, dan ranking pertama nanti pasti menjadi milikmu!"

Hebatnya Nobel tidak serta merta menjadi puas diri, malah sebaliknya dia membuat catatan yang lengkap di sekolah dan catatan itu diberikan kepada Bogee yang tidak bisa masuk sekolah karena sakit. Hingga pada akhir semester, peringkat Bogee tetap bertahan diranking pertama, dan Nobel sendiri tetap berada di urutan ke-dua.

Setelah Nobel dewasa, dia menjadi seorang kimiawan yang ulung, belakangan dia menciptakan mesiu dan menjadi kaya raya. Ketika meninggal dunia, dia menyumbangkan seluruh harta kekayaannya, membentuk sebuah yayasan hadiah Nobel yang terkenal. Setiap tahun bunga dari kekayaannya ini digunakan untuk memberi semangat dan hadiah bagi mereka yang mencurahkan perhatiannya dalam bidang ilmu Fisika, Kimia, Fisiologi, Sastra, Ekonomi dan mereka yang mengabdikan diri dalam perdamaian dunia.

Karena kelapangan dada Nobel dan jiwa besarnya yang suka berbagi, dia bukan saja telah menciptakan usaha yang besar, tapi juga meninggalkan kenangan dan kerinduan abadi bagi generasi mendatang terhadapnya. Akhirnya dalam sejarah, semua orang mengenal sosok Nobel sebagai ilmuwan sejati yang berada di ranking kedua, namun, jarang yang mengenal Bogee yang selalu mendapat ranking pertama itu!

Melalui kisah cerita Nobel diatas, kita bisa mendapatkan sebuah kesan yang dalam, bahwa keberhasilan Nobel, sama sekali bukan hanya mengandalkan kecerdasan dan kedermawanannya, namun, yang terpenting adalah kelapangan dada dan sikapnya yang suka berbagi dengan orang lain.